Lembaga Setara Institute kembali merilis Indeks Kota Toleran (IKT) 2024, yang mengukur tingkat toleransi di berbagai kota di Indonesia. Dalam laporan tahun ini, Kota Salatiga berhasil mempertahankan posisinya di puncak daftar, disusul oleh Kota Singkawang di peringkat kedua.
Penilaian ini didasarkan pada berbagai indikator, seperti kebijakan pemerintah daerah yang mendukung keberagaman, tingkat diskriminasi yang rendah, serta keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga harmoni sosial.
Salatiga: Kota Kecil dengan Harmoni Besar
Salatiga, yang terletak di Jawa Tengah, kembali membuktikan diri sebagai kota yang ramah, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai toleransi. Walikota Salatiga menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, tokoh agama, organisasi masyarakat, hingga warga biasa yang berkomitmen menjaga kerukunan.
“Salatiga adalah rumah bagi berbagai latar belakang budaya dan agama. Kunci keberhasilan kami adalah dialog terbuka, saling menghormati, dan penerapan kebijakan yang adil bagi semua,” ujar Walikota.
Kota ini dikenal dengan keberagaman warganya, di mana perayaan hari besar agama berjalan berdampingan tanpa gesekan. Selain itu, keberadaan forum-forum lintas iman semakin memperkuat jalinan persaudaraan.
Singkawang: Kota Seribu Kelenteng yang Toleran
Di posisi kedua, Singkawang, Kalimantan Barat, juga mendapatkan sorotan positif. Dijuluki Kota Seribu Kelenteng, Singkawang memiliki populasi besar keturunan Tionghoa yang hidup berdampingan dengan etnis Dayak, Melayu, dan lainnya.
Pemerintah Kota Singkawang secara konsisten mengadakan berbagai kegiatan budaya dan lintas agama, seperti Festival Cap Go Meh, yang tidak hanya menjadi ajang wisata tetapi juga memperkuat rasa saling menghormati antarwarga.
Walikota Singkawang mengungkapkan bahwa toleransi bukan hanya slogan, tetapi sudah menjadi budaya yang mengakar di masyarakat.
Indikator Penilaian IKT 2024
Menurut Setara Institute, penilaian Indeks Kota Toleran tahun ini melibatkan beberapa indikator kunci, di antaranya:
- Kebijakan Pemerintah Daerah yang mendukung perlindungan hak kelompok minoritas.
- Peraturan Daerah yang tidak diskriminatif.
- Aksi Nyata dari masyarakat dalam membangun ruang dialog dan harmoni sosial.
- Peristiwa Toleransi atau insiden intoleransi yang terjadi di kota tersebut.
Kedua kota ini dinilai unggul dalam penerapan kebijakan yang inklusif dan rendahnya tingkat konflik antarwarga.
Pesan dari Setara Institute
Ketua Setara Institute menyampaikan bahwa capaian Salatiga dan Singkawang patut dijadikan contoh oleh kota-kota lain di Indonesia.
“Toleransi adalah fondasi penting untuk membangun kota yang aman, damai, dan sejahtera. Keberhasilan ini harus diikuti dengan konsistensi dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan,” tegasnya, baca selengkapnya:
◉ https://gribjayasalatiga.org/politik/indeks-kota-toleran-setara-2024-salatiga-teratas-disusul-singkawang/
◉ https://gribjayatasikmalaya.org/teknologi/kepanikan-warga-tasikmalaya-saat-diguncang-gempa-m-47-bandung/
◉ https://gribjayabanjar.org/politik/gerindra-banjar-bagi-bagi-bendera-dapat-instruksi-khusus-prabowo/
◉ https://gribjayamagelang.org/hiburan/guyubnya-saparan-rabu-pahing-di-lereng-andong-magelang-ada-kenduri-jaranan/
◉ https://gribjayapekalongan.org/politik/bupati-fadia-launching-rangkaian-peringatan-hut-ri-dan-hari-jadi-pekalongan/
Penutup
Pencapaian Salatiga dan Singkawang dalam Indeks Kota Toleran Setara 2024 menjadi bukti bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan bila dikelola dengan baik. Kedua kota ini menunjukkan bahwa toleransi bukan sekadar wacana, tetapi praktik nyata yang bisa membawa masyarakat menuju kehidupan yang harmonis dan sejahtera.
Ke depan, diharapkan semakin banyak daerah di Indonesia yang meniru langkah positif ini, menjadikan toleransi sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas kota dan kehidupan warganya.